Hai semuanya. Assalamu’alaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh. Gimana kabarnya nih semuanya. Semoga Allah SWT
selalu melindungi kita, amiin. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya,
saya akan menulis sedikit review mengenai pertemuan pertama mata kuliah
Jurnalistik. Posting kali ini untuk memenuhi tugas saya ceritanya hehe. Oke
kalau begitu langsung saja. Check it out.
Tanggal 19 Februari adalah pertemuan pertama
mata kuliah jurnalistik sekaligus kuliah perdana semester ini. Apa yang
dilakukan di pertemuan pertama? Yang pasti ada perkenalan dulu guys. Bukan
kenalan sama teman sekelas ya. Kalau itu kan pasti sudah saling kenal. Maksud
saya disini adalah perkenalan dengan dosen yang mengajar. Saya akan sedikit
menulis tentang dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik ini. Beliau adalah
seorang dosen tapi juga seorang wartawan di salah satu media yang namanya cukup
besar di Indonesia. Hebat bukan? Perkenalan di pertemuan pertama kali ini
singkat saja karena selanjutnya beliau memberi materi pembukaan mengenai jurnalistik
dan apa saja yang akan dipelajari dalam mata kuliah jurnalistik.
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya
bahwa saya juga sempat bingung. Kenapa seorang calon guru, lebih-lebih guru
Madrasah Ibtidaiyah kok ada mata kuliah jurnalistik? Padahal berdasarkan
yang saya ketahui mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah tidak ada jurnalistik.
Sekalipun ada yang sedikit mirip, tapi itu TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi). Ini yang akan saya ulas dalam postingan saya kali ini.
Apa sih sebenarnya jurnalistik itu? Ketika pertanyaan pertama muncul
pasti banyak pendapat yang berbeda antara mahasiswa satu dengan yang lainnya.
Yang ada dalam pikiran saya ketika mendengan kata “jurnalistik” itu pasti ada
hubungannya dengan wartawan dan informasi. Dijelaskan oleh dosen pengampu MK
Jurnalistik bahwa jurnalistik merupakan kegiatan yang dilakukan yang
bertujuan untuk mencari informasi dari narasumber se-faktual mungkin.
Kemudian informasi yang didapatkan diunting terlebih dahulu sebelum akhirnya
disebarluaskan. Output dari dunia jurnalistik ini bukan sekedar berita yang
tertulis di koran saja tetapi juga bisa berupa gambar, foto, video atau bahkan
komik.
Mengenai informasi yang dimaksud di atas
adalah tentu informasi yang bermanfaat dan dibutuhkan untuk khalayak umum bukan
hanya oknum tertentu. Pertanyaannya, bagaimana dengan infotaiment? Apakah berita
infotaiment juga masuk dalam kategori jurnalistik? Sepengetahuan saya, berita
yang dimuat dalam infotaiment adalah mengenai orang-orang tertentu dan yang
dikuak adalah mengenai informasi yang sifatnya privasi bagi seseorang. Berbeda
dengan dalam dunia jurnalistik. Akan tetapi dari beberapa artikel yang saya
baca ada yang menyebutnya merupakan bagian dari jurnalistik ada juga yang
menyebutnya bukan bagian dari jurnalistik. Setiap orang pasti mempunyai
pendapat sendiri-sendiri mengenai hubungan infotaiment dan jurnalistik. Pasti
juga ada alasan dibalik semua itu. Karena saya masih dalam pembelajaran awal
jurnalistik, saya belum bisa menyampaikan pendapat saya mengenai ini. Insyaallah
di lain waktu ketika saya benar-benar memahami seluk-beluk dunia jurnalistik
itu seperti apa, saya akan menyampaikannya.
Apakah ada sisi negatif dari dunia
jurnalistik? Seperti pepatah, tak ada gading yang tak retak. Demikian
pula dengan dunia jurnalistik. Sisi negatif dari dunia jurnalistik bisa berasal
dari wartawan. Yap, wartawan yang bekerja mencari dan meliput berita berpotensi
untuk memunculkan sisi negatif dari dunia jurnalistik contohnya seperti ketika
ada wartawan yang memihak dalam meliput berita. Dia cenderung
meliput si A dan menampilkan semua sisi baik A dan tidak satu pun keburukan si
A diungkapkan. Berbanding terbalik dengan liputan mengenai si B. Isi berita Si
B lebih menonjol kekurangannya dan tidak memunculkan sisi baiknya. Hal seperti
ini lah yang dimaksud degan wartawan yang memihak salah satu kubu dan merupakan
sisi negatif dari dunia jurnalistik. Mohon maaf sebelumnya, saya disini tidak
bermaksud menjatuhkan nama baik wartawan atau siapapun. Perlu diketahui bahwa
tidak semua wartawan bersikap demikian.
Setelah mengorek sisi negatif dari
jurnalistik, tidak ketinggalan sisi positif dari dunia jurnalistik supaya adil ya. dengan adanya dunia
jurnalistik ini, tentu sangat membantu dalam hal penyebarluasan informasi.
Jadi, masyarakat bisa lebih up to date mengenai berita yang ada di
Indonesia bahkan dunia. Terutama dengan adanya gadget dimana kita bisa
mengakses segala berita secara online. Karena berita sudah tersebar luas, jadi masyarakat
tidak perlu berbondong-bondong menuju ke TKP untuk mengtahui sebuah berita.
Lebih praktis bukan? Tapi tentu saja semua ini harus diiringi dengan rasa
tanggung jawab dalam menyampaikan atau membaca berita. Kita sebagai penerima
harus bisa memilah mana berita yang real dan yang hoax. Dunia jurnalistik
juga mampu memberi wawasan yang lebih luas diluar pendidikan formal. Jurnalistik
juga mampu mengasah kreatifitas. Misalnya saja ketika ada berita dan
menjadikannya sebuah komik tetapi isinya tidak menyimpang dari berita
sebenarnya. Itu merupakan ajang untuk menyalurkan kreatifitas seseorang.
Kemudian pertanyaan selanjutnya ialah apa
manfaat seorang guru mempelajari dan memahami ilmu jurnalistik? Seperti
yang kita ketahui bahwa sekarang adalah era digital dimana semua menggunakan gadget.
Tidak terkecuali anak kecil yang bisa dibilang masih di bawah umur. Bagaimana
tidak, sejak balita sudah diperkenalkan dengan handphone oleh orang tua.
Sebagai seorang guru yang mengajar dan mendidik, dengan mempelajari ilmu
jurnalistik guru akan bisa memberi contoh kepada anak didik bagaimana
penggunaan gadget terutama media sosial hingga berita-berita yang tersirat di
dalamnya. Seorang guru juga akan mampu menyaring berita yang real
dan hoax sebelum disampaikan kepada anak didiknya sehingga semua yang
diterima oleh anak didiknya adalah berita yang benar dan tidak menyesatkan.
Selain itu, dengan adanya media sosial
seseorang bisa menjadi sosok yang berbeda di dunia maya. Mungkin memang di
dunia nyata ia adalah sosok yang santun, berwibawa. Tetapi ternyata di akun
media sosial ia adalah sosok yang berbanding terbalik dengan apa yang ada di
dunia nyata. Hal ini yang tidak diharapkan terutama dari seorang guru. Seorang
guru harus mampu menjadi pribadi yang sama baik di dunia nyata maupun
dunia maya, bukannya memiliki kepribadian ganda seperti yang disebutkan
di atas.
Pertanyaan terakhir dalam pertemuan pertama
kali ini ialah apa harapan dalam mempelajari ilmu jurnalistik? Sesuai
dengan yang disebutkan dalam manfaat mempelajari ilmu jurnalistik, harapan saya
dalam mempelajari ilmu jurnalistik salah satunya adalah mampu menjadi
pribadi yang selektif dan kritis dalam menerima dan menyampaikan suatu berita
atau informasi apapun. Di era digital seperti sekarang dimana semuanya
serba canggih, dengan mempelajari ilmu jurnalistik saya berharap sebagai
seorang calon guru agar mampu mengikuti perkembangan teknologi dan
mengambil sisi positifnya untuk diberikan kepada anak didik. Selain itu
saya juga berharap agar dapat memberikan contoh kepada anak didik
mengenai bagaimana penggunaan teknologi yang baik dan benar serta bermanfaat,
tidak hanya memberikan teori saja.
Fotografi dan kepenulisan juga merupakan
bagian dari ilmu jurnalistik. Dengan mempelajari ilmu jurnalistik saya berharap
mampu menguasai hal-hal yang ada dalam dunia jurnalistik sebagai bekal tambahan
bagi saya untuk mengajar nanti. Misalnya menguasai fotografi dan mampu
menciptakan hasil pemotretan yang bagus. Nantinya hasil ini akan bisa dijadikan
contoh ketika mengajar sehingga anak didik tau bahwa guru tidak hanya bisa
mengajarkan teori tetapi ada penerapannya.
Sekian review mata kuliah Jurnalistik
pertemuan pertama yang bisa saya tuliskan. Semoga apa yang saya tulis bisa
bermanfaat bagi kalian semua ya kawan. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar