Kursor

SpongeBob SquarePants Patrick Star

Senin, 02 April 2018

Bahasa Jurnalistik (Review Pertemuan 7)


Berita tidak sama dengan karya tulis lain seperti novel atau cerpen. Berita ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik. Hal ini disebabkan berita ditulis dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama utama berita menurut nilai berita (news value)
Bahasa yang digunakan untuk menuliskan berita tidak hanya mengacu pada keindahannya saja tetapi juga menyampaikan fakta. Ketentuan bahasa yang digunakan untuk menuliskan berita diantaranya:
1.      Menaati Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
2.      Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku
3.   Tidak meninggalkan prefiks (awalan) me- dan ber- kecuali dalam judul berita. Judul berita biasanya hanya menggunakan kata benda atau kata kerja asli tanpa imbuhan.
4.      Menggunakan kalimat yang pendek dan strukturny lengkap (subjek, predikat, objek) sedangkan untuk kata keterangan boleh ada boleh tidak (opsional).
5.      Menggunakan kalimat yang logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan, boleh berupa kalimat majemuk asalkan keduanya saling berhubungan/bukan 2 hal yang berbeda.
6.      Satu paragraf berisi 2-3 kalimat untuk memudahkan pembaca memahami isi berita. Selain itu, kesatuan dan kepaduan antar kalimat harus terpelihara.
7.      Menggunakan bentuk aktif pada kata atau kalimat. Boleh menggunakan kalimat pasif tetapi hal ini lebih sulit dicerna. Bentuk kalimat pasif hanya digunakan jika memang benar-benar diperlukan. Selain kata pasif, penggunaan kata sifat juga dibatasi penggunannya dalam berita.
8.      Penggunaan kata mubazir dibatasi seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebaginya. Dalam berita dikenal istilah ”ekonomi kata”.
9.      Kalimat aktif dan pasif tidak dicampur-adukkan dalam satu paragraf.
10.  Tidak menggunakan kata asing atau istilah ilmiah yang terlalu teknis. Jika terpaksa menggunakan kata asing atau istilah ilmiah tertentu, maka harus dijelaskan apa maksud dari kata tersebut.
11.  Penggunaan akronim juga dibatasi dalam penulisan berita dan apabila terpaksa, penggunaannya harus disertai dengan penjelasan kepanjangannya.
12.  Kata yang pendek digunakan terlebih dahulu daripada kata yang panjang.
13. Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya,kami). Berita harus menggunakan bentuk orang ketiga (dia, ia, mereka).
14. Kalimat kutipan ditempatkan di akhir paragraf atau di paragraf baru karena kutipan merupakan poin terpenting dalam suatu paragraf.
15.  Tidak memasukkan pendapat/opini sendiri ke dalam berita.
16.  Segala sesuatu hasil observasi dijelaskan secara spesifik melalui bentuk keterangan dalam kalimat.
17. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi berita dapat dipahami dengan mudah oleh para pembacanya.

KISS (Keep It Short dan Simple)
Menulis berita tidak perlu panjang lebar agar berita lebih simple dan sederhana juga tidak bertele-tele dan tidak rumit.

J.S. Badudu mengatakan bahwa wartawan atau jurnalis merupakan perusak bahasa Indonesia karena sering salah dalam penggunaan ejaan, kaidah tata bahasa, penggunaan kata, susunan kalimat, unsur-unsur gramatikal.

Bahasa pers atau bukan pers adalah sama, yaitu sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Maka seharusnya bahasa pers lebih mudah dipahami untuk pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar