Kursor

SpongeBob SquarePants Patrick Star

Selasa, 17 April 2018

Menulis Berita (Review Pertemuan 9)


Sebelum menulis berita, wartawan terlebih dahulu melakukan liputan dengan cara observasi dan wawancara. Liputan yang dilakukan oleh wartawan harus bisa mengumpulkan informasi lengkap mengenai suatu berita yaitu mencakup 5W + 1H.
Ketika ada kejadian tidak terduga yang bisa dijadikan berita dan pada saat itu wartawan tidak ada di tempat, maka wartawan melakukan liputan dengan wawancara.
Wawancara adalah cara untuk mendapatkan/menggali informasi dari narasumber melalui percakapan. Dalam melakukan wawancara dengan narasumber (interviewee), wartawan tidak bisa memilih narasumber sesuka hati karena tidak sembarang orang bisa diwawancarai sebagai narasumber. Seseorang dijadikan narasumber bisa dilihat dari kedudukannya, peranannya, keterlibatannya, kompetisi/keahlian, dan pengalamannya. Narasumber tidaklah harus seorang pejabat tetapi yang dilihat adalah apakah mereka mempunyai informasi penting yang dibutuhkan oleh wartawan untuk menulis berita.

Jenis Wawancara
1.      Factual News Interview
Yaitu wawancara dilakukan di saat yang sama dengan peristiwa dan orang yang dijadikan narasumber dalam wawancara memiliki fakta yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
2.      Casual Interview (Doorstop)
Yaitu wawancara yang tidak direncanakan/diatur terlebih dahulu. Jenis wawancara ini dilakukan secara mendadak ketika bertemu dengan orang yang bisa dijadikan narasumber. Wawancara jenis ini biasanya dilakukan dalam jarak dekat dengan angle ¾ wajah. Akan tetapi dalam melakukan jenis wawancara ini, wartawan biasanya harus berdesakan untuk mendapatkan angle yang tepat dan suara yang jelas.
3.      Group Interview
Yaitu wawancara yang dilakukan denga sejumlah wartawan dari berbagai media massa. Yang termasuk dalam wawancara jenis ini adalah jumpa pers atau konferensi pers. Wawancara ini kurang eksklusif karena hampir semua media massa memiliki angle yang sama. Selain itu, kekurangan dari jenis wawancara ini adalah jarak narasumber jauh sehingga suara tidak jelas.
4.      Personality Interview
Yaitu jenis wawancara yang dilakukan face to face antara narasumber dan wartawan. Wawancara jenis ini lebih eksklusif dengan tujuan khusus. Biasanya dilakukan untuk keperluan penulisan profil seseorang.

Persiapan Wawancara
1.      Menyusun pertanyaan mengenai permasalahan yang akan ditanyakan secara runtut.
2.      Memastikan bahwa narasumber menguasai permasalahan yang akan ditanyakan.
3.     Terlebih dahulu melakukan kontak/perjanjian untuk memastikan waktu wawancara dan permasalahan yang akan dibahas.
4.     Apabila diminta, wartawan bisa memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu kepada narasumber agar narasumber siap untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan selama wawancara.
5.      Membawa alat-alat yang digunakan untuk mencatat/merekam selama wawancara berlangsung seperti buku catatan kecil (notes), pena, seperangkat alat perekam.

Bagaimana Melakukan Wawancara
1.      Memeriksa terlebih dahulu perjanjian yang telah dibuat dengan narasumber.
2.      Berperilaku sopan dan memperkenalkan diri (menyebutkan identitas nama dan asal/media massa).
3.      Mengajukan pertanyaan secara singkat, jelas, dan to the point.
4.      Bila menemui narasumber yang terlihat menutup-nutupi informasi, maka pertanyaan diajukan secara tidak langsung.
5.      Tidak memberondong narasumber dengan pertanyaan. Wartawan harus mendengarkan terlebih dahulu jawaban yang disampaikan oleh narasumber hingga selesai.
6.      Membuat suasana wawancara santai dan tidak mengeluarkan alat perekam, notes, pena atau mengambil foto tanpa izin dari narasumber.
7.      Cara terbaik adalah dengan tidak mencatat apapun selama wawncara, melainkan hanya mendengarkan penjelasan dari narasumber dan mengingat isi pembicaraannya. Kemudian setelah wawancara selesai, barulah mulai menulis isi pembicaraan yang diingat.
8.      Menjaga agar pembicaraan tidak keluar dari kerangka permasalah (out of topic) dan harus relevan.
9.      Tidak mengajukan pertanyaan yang bodoh seperti pertanyaan klise, pertanyaan retoris (tidak memerlukan jawaban), dan pertanyaan yang tidak peka kepada narsumber atau menyinggung perasannya.
10.  Meminta izin kepada narasumber apabila akan berpindah topik.
11.  Menjaga/melindungi identitas narasumber. Yang ideal adalah ketika narasumber menyebutkan identitasnya dengan jelas. Akan tetapi apabila narasumber tidak bersedia, maka tidak boleh memaksakan sehingga identitas harus tetap dirahasiakan.
12.  Wartawan harus menghormati permintaan narasumber untuk off the record dimana informasi dari narasumber hanya boleh diketahui oleh wartawan dan redaktur saja sehingga tidak boleh dimuat dalam media massa/disajikan sebagai kutipan.
13.  Mengakhiri wawancara dengan mengucapkan terima kasih kepada narasumber dan meminta agar diberi kesempatan di lain waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar