Sebelum
menulis berita, wartawan terlebih dahulu melakukan liputan dengan cara
observasi dan wawancara. Liputan yang dilakukan oleh wartawan harus bisa
mengumpulkan informasi lengkap mengenai suatu berita yaitu mencakup 5W + 1H.
Ketika
ada kejadian tidak terduga yang bisa dijadikan berita dan pada saat itu
wartawan tidak ada di tempat, maka wartawan melakukan liputan dengan wawancara.
Wawancara
adalah cara untuk mendapatkan/menggali informasi dari narasumber melalui
percakapan. Dalam melakukan wawancara dengan narasumber (interviewee),
wartawan tidak bisa memilih narasumber sesuka hati karena tidak sembarang orang
bisa diwawancarai sebagai narasumber. Seseorang dijadikan narasumber bisa
dilihat dari kedudukannya, peranannya, keterlibatannya, kompetisi/keahlian,
dan pengalamannya. Narasumber tidaklah harus seorang pejabat tetapi
yang dilihat adalah apakah mereka mempunyai informasi penting yang dibutuhkan
oleh wartawan untuk menulis berita.
Jenis
Wawancara
1.
Factual News Interview
Yaitu
wawancara dilakukan di saat yang sama dengan peristiwa dan orang yang dijadikan
narasumber dalam wawancara memiliki fakta yang berkaitan dengan peristiwa
tersebut.
2.
Casual Interview (Doorstop)
Yaitu
wawancara yang tidak direncanakan/diatur terlebih dahulu. Jenis wawancara ini
dilakukan secara mendadak ketika bertemu dengan orang yang bisa dijadikan
narasumber. Wawancara jenis ini biasanya dilakukan dalam jarak dekat dengan
angle ¾ wajah. Akan tetapi dalam melakukan jenis wawancara ini, wartawan
biasanya harus berdesakan untuk mendapatkan angle yang tepat dan suara yang
jelas.
3.
Group Interview
Yaitu
wawancara yang dilakukan denga sejumlah wartawan dari berbagai media massa.
Yang termasuk dalam wawancara jenis ini adalah jumpa pers atau konferensi pers.
Wawancara ini kurang eksklusif karena hampir semua media massa memiliki angle
yang sama. Selain itu, kekurangan dari jenis wawancara ini adalah jarak
narasumber jauh sehingga suara tidak jelas.
4.
Personality Interview
Yaitu
jenis wawancara yang dilakukan face to face antara narasumber dan
wartawan. Wawancara jenis ini lebih eksklusif dengan tujuan khusus. Biasanya
dilakukan untuk keperluan penulisan profil seseorang.
Persiapan
Wawancara
1.
Menyusun pertanyaan mengenai permasalahan yang akan ditanyakan
secara runtut.
2.
Memastikan bahwa narasumber menguasai permasalahan yang akan
ditanyakan.
3. Terlebih dahulu melakukan kontak/perjanjian untuk memastikan waktu
wawancara dan permasalahan yang akan dibahas.
4. Apabila diminta, wartawan bisa memberikan daftar pertanyaan
terlebih dahulu kepada narasumber agar narasumber siap untuk menjawab
pertanyaan yang akan diajukan selama wawancara.
5.
Membawa alat-alat yang digunakan untuk mencatat/merekam selama
wawancara berlangsung seperti buku catatan kecil (notes), pena,
seperangkat alat perekam.
Bagaimana
Melakukan Wawancara
1.
Memeriksa terlebih dahulu perjanjian yang telah dibuat dengan
narasumber.
2.
Berperilaku sopan dan memperkenalkan diri (menyebutkan identitas
nama dan asal/media massa).
3.
Mengajukan pertanyaan secara singkat, jelas, dan to the point.
4.
Bila menemui narasumber yang terlihat menutup-nutupi informasi,
maka pertanyaan diajukan secara tidak langsung.
5.
Tidak memberondong narasumber dengan pertanyaan. Wartawan harus
mendengarkan terlebih dahulu jawaban yang disampaikan oleh narasumber hingga
selesai.
6.
Membuat suasana wawancara santai dan tidak mengeluarkan alat
perekam, notes, pena atau mengambil foto tanpa izin dari narasumber.
7.
Cara terbaik adalah dengan tidak mencatat apapun selama wawncara,
melainkan hanya mendengarkan penjelasan dari narasumber dan mengingat isi
pembicaraannya. Kemudian setelah wawancara selesai, barulah mulai menulis isi
pembicaraan yang diingat.
8.
Menjaga agar pembicaraan tidak keluar dari kerangka permasalah (out
of topic) dan harus relevan.
9.
Tidak mengajukan pertanyaan yang bodoh seperti pertanyaan klise,
pertanyaan retoris (tidak memerlukan jawaban), dan pertanyaan yang tidak peka
kepada narsumber atau menyinggung perasannya.
10.
Meminta izin kepada narasumber apabila akan berpindah topik.
11.
Menjaga/melindungi identitas narasumber. Yang ideal adalah ketika
narasumber menyebutkan identitasnya dengan jelas. Akan tetapi apabila
narasumber tidak bersedia, maka tidak boleh memaksakan sehingga identitas harus
tetap dirahasiakan.
12.
Wartawan harus menghormati permintaan narasumber untuk off the
record dimana informasi dari narasumber hanya boleh diketahui oleh wartawan
dan redaktur saja sehingga tidak boleh dimuat dalam media massa/disajikan
sebagai kutipan.
13.
Mengakhiri wawancara dengan mengucapkan terima kasih kepada
narasumber dan meminta agar diberi kesempatan di lain waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar