Kursor

SpongeBob SquarePants Patrick Star

Rabu, 21 Maret 2018

Mengapresiasi Berita (Tugas Pertemuan 4)


Bulog: 219 Ribu Ton Lagi Beras Impor Masuk Pada Bulan Maret
Selasa, 20 Mar 2018 14:24 | editor :  Teguh Jiwa Brata
JawaPos.com - Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan sisa impor beras sebesar 219 ribu ton akan masuk pada Maret 2018 mendatang. Beras impor tersebut berasal dari Vietnam dan Thailand.

"Nah, kira-kira akhir Maret. Negaranya tetap seperti yang lalu, seperti Vietnam, Thailand," ujarnya di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (20/3).

Djarot mengatakan, pihaknya telah mendapat amanat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar terus menstabilkan harga beras. Terlebih, dalam waktu dekat ini bulan puasa akan segera tiba. "Dengan perintah seperti itu, kami tentu perlu buat strategi. Salah satunya yang harus segera kami eksekusi adalah mengisi shortage antara kebutuhan dengan produksi," tuturnya.

Diharapkan impor beras, dapat menekan harga beras di pasaran yang tengah melonjak. Prinsipnya, ketersediaan suplai kebutuhan beras akan membuat harga tetap terjaga. "Kita semua paham kalau harga akan bergeser dengan proses demand and supply, dengan asumsi demand kurang lebih sama, pasti yang gerakkan harga adalah supply. Artinya, kalau harga ke atas, ada kekurangan supply terhadap demand. Ketika harga turun, berarti ada kelebihan supply daripada demand," jelas dia.

Meskipun demikian, pihaknya tetap optimis bisa menjaga stabilitas suplai beras di pasar. Saat ini pemerintah juga sudah membentuk Satgas pangan untuk mencegah spekulan yang kerap membuat distorsi di pasar.

"Siapa yang distorsi? Itu kalau ada spekulan, tapi dengan adanya Satgas Pangan, saya yakin distorsi pasar tidak banyak terjadi. Yang ada adalah kekurangan suplai dari demand, makanya saya lakukan operasi pasar. Bukan sekedar operasi pasar murah, mulai kemarin, bisa dilihat di pasar-pasar, seluruh Indonesia. Saya ingin sampaikan dengan melakukan operasi pasar murah ini, tentu segala daya yang ada di Bulog akan dimanfaatkan. Salah satunya, beras yang ada di Bulog baik dari dalam negeri maupun yang ex impor," pungkasnya. 
(hap/JPC)
Sumber Berita: www.JawaPos.com

Berita di atas akan saya apresiasi, baik dari segi isinya, maupun dari segi penulisannya.
Yang pertama akan saya kritik dari segi penulisannya adalah mengenai bahasa yang digunakan dalam penulisan. Terdapat beberapa istilah yang bagi masyarakat awam sulit dimengerti antara istilah supply, demand, distorsi, spekulan. Kata ini memang ada dalam kalimat yang diucapkan oleh narasumber, akan tetapi akan lebih baik apabila penulisannya diberi keterangan misalnya diberi keterangan di dalam kurung setelah kata tersebut. Contoh: distorsi (penyimpangan). Hal ini bertujuan agar tidak membingungkan pembaca yang tidak mengetahui istilah tersebut. Selebihnya dari berita ini sudah bagus dan layak untuk dibaca. Penulisannya pun padat dan tidak bertele-tele sehingga tidak menimbulkan rasa bosan.
Yang kedua adalah komentar saya mengenai isi berita yaitu masalah impor beras. Pada awalnya masalah ini menjadi pembicaraan masyarakat sebab tindakan pemerintah mengimpor beras bersamaan dengan waktu panen petani Indonesia. Pemerintah bertujuan untuk menstabilkan harga beras agar tidak melonjak semakin tinggi mengingat persediaan beras saat itu sedang krisis dan petani pun belum juga panen. Akhirnya pemerintah mengimpor beras sehingga harga beras sekarang sudah turun dan mulai stabil. Jika sekarang pemerintah mengimpor beras lagi untuk persiapan bulan puasa agar harga beras tidak melonjak, itu merupakan langkah yang baik.
Akan tetapi ada dampak negatif yang juga didapatkan oleh petani Indonesia. Berasyang dihasilkan oleh petani lokal akan kalah dengan beras impor mengingat harga yang telah ditetapkan di pasaran. Oleh karena itu, kebanyakan petani menyimpan beras di gudang untuk kepentingannya sendiri. Padahal Indonesia adalah negara agraris. Saran dari saya untuk pemerintah, sebaiknya pemerintah membuat program untuk memaksimalkan kerja petani supaya menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh negeri agar tidak perlu melakukan impor beras dan petani Indonesia pun mendapat keuntungan.
Itu tadi kritik dan komentar saya mengenai berita di atas. Terimakasih kawan, stay turn yap!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar